Peranan Kepemimpinan
Peranan kepemimpinan menurut para ahli akan penulis uraikan dalam artikel ini, hal ini penting agar kita bisa menarik benang merah dari pengertian yang diungkapkan oleh para ahli dari pengertian peranan kepemimpinan.
Kepemimpinan dalam organisasi kerja disebut dengan istilah kepemimpinan kerja atau kepemimpinan manajemen yaitu suatu kepemimpinan yang bersifat sebagai proses pengarahan terhadap pencapaian tujuan dan pembinaan atas tenaga atau orang yang terlibat dalam proses pencapaian tujuan dengan cara mempengaruhi memotivasi dan mengendalikannya. Dengan demikian kepemimpinan adalah suatu bentuk kepemimpinan yang menyelenggarakan fungsi-fungsi manajemen dalam organisasi seraya memperhatikan faktor manusia dan lingkungannya.
Dalam setiap tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh seorang pimpinan maka harus diketahui apa yang menjadi tanggung jawabnya serta fungsi dan perannya. Peranan kepemimpinan pada dasarnya ditekankan pada sederetan tugas-tugas yang perlu dilakukan oleh setiap pemimpin dalam menggerakkan bawahan dalam usaha mencapai pencapaian tujuan organisasi. Berikut ini beberapa teori tentang peranan kepemimpinan menurut para ahli.
Menurut Krech yang dikutip Mar`at (1985 : 32), bahwa “pengertian dari fungsi kepemimpinan adalah pelaksana, perencana, pembuat kebijakan, tenaga ahli, mewakili kelompok, pengontrol internal, pemberi hadiah, wasit dan pelerai, pemberi contoh, simbol kelompok, bentuk tanggung jawab, ideologi dan figur bapak:.
Sedangkan menurut Koontz dkk yang dikutip oleh Wahjosimidjo (1983 : 154), bahwa “fungsi kepemimpinan adalah mengajak semua bawahan atau pengikut agar dapat penuh kemauan untuk memberikan sumbangan dalam mencapai tujuan organisai sesuai dengan kemampuan para bawahan itu secara maksimal”
Menurut Dr. Kartini Kartono (2002 : 81) bahwa “pengertian fungsi kepemimpinan adalah menuntun, memandu, membangun motivasi kerja, membimbing, mengemudikan organisasi, menjalin komunikasi yang baik, memberikan supervise/ pengawasan yang efisien dan membawa pengikutnya kepada sasaran yang ingin dicapai, sesuai dengan ketentuan waktu dan rencana yang telah dibuat”.
Dari uraian tentang peranan kepemimpinan menurut para ahli diatas, maka dapatlah disimpulkan bahwa peranan kepemimpinan itu pada dasarnya adalah serangkaian tugas dan fungsi (leadership function) yang harus dijalankan oleh seorang pemimpin dalam menggerakkan bawahan agar mau bekerja secara maksimal, dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Agar sederetan peranan kepemimpinan tersebut dapat diwujudkan dengan sebaik-baiknya tentunya diperlukan berbagai kondisi dan situasi tertentu. Dalam kaitan inilah, letak betapa pentingnya teori-teori kepemimpinan.
Sesuai dengan fungsinya bahwa inti sari kepemimpinan adalah untuk menggerakkan orang-orang/ pegawai untuk bekerjasama kaitannya dengan pencapaian tujuan atau cita-cita tersebut. Peranan kepemimpinan sebagai pemegang tali kendali dalam organisasi, baik pimpinan tingkat puncak, pimpinan tingkat menengah maupun tingkat pelaksana sangat diharapkan untuk memajukan organisasi.
Mengingat keterbatasan kemampuan penulis baik dari segi daya, dana maupun waktu maka dari uraian tentang peranan kepemimpinan di atas penulis hanya memfokuskan perhatian pada peranan pemimpin dalam memotivasi.
Motivasi bawahan/ pegawai merupakan salah satu dimensi penting yang harus diperhatikan oleh pemimpin, sebab energi suatu organisasi datang dari motivasi pekerjaannya. Motivasi sebagai salah satu elemen dasar dalam fungsi kepemimpinan. Untuk itu seorang pemimpin harus berkonsentrasi dan mampu mengidentifikasi motivasi yang tumbuh dalam diri pegawai/ bawahan yang merupakan salah satu faktor dalam menentukan keberhasilan pemimpin dalam menjalankan fungsi kepemimpinan.
Seorang pemimpin tidak akan dapat mempengaruhi bawahan apabila ia tidak memahami apa yang menjadi kebutuhan pegawainya. Dengan demikian keberhasilan mendorong bawahan/ pegawai melalui pemahaman motivasi akan sangat membantu produktivitas kerja yang optimal.
Pemberian motivasi dapat diartikan sebagai usaha untuk membangkitkan keinginan seseorang atau kelompok agar orang atau kelompok itu berbuat sesuai dengan yang dikehendaki dan tercapai tujuan organisasi secara efisien.
Istilah motivasi menurut DR. Winardi, S.E (2000 : 137) adalah “sesuatu yang berhubungan dengan ide gerakan dan apabila kita menyatakan secara amat sederhana, maka sebuah motif merupakan sesuatu hal yang mendorong atau menggerakkan kita untuk berprilaku dengan cara tertentu. Hal itulah merangsang kita untuk maju dan mendorong kita ke arah tujuan kita”.
Pengertian motivasi yang dikemukakan oleh Melayu SP. Hasibuan (1993 : 56) adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan dorongan atau gairah kerja seseorang, agar mereka mau dan ingin bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya dan upayanya untuk mencapai kepuasan”.
Juga dikemukakan oleh George R. Terry dalam buku “Manajemen Dasr, Pengertian dan Masalah” sebagaimana yang dikutip oleh Melayu SP. Hasibuan (1993 : 184) mengemukakan bahwa “motivasi adalah keinginan yang terdapat dalam diri seorang individu yang merangsangnya melakukan tindakan-tindakan”.
Jadi seorang manajer/pemimpin yang mementingkan hasil pekerjaan merupakan seorang manajer yang mementingkan motivasi. Ia akan memanfaatkan antara hubungan pribadinya dan kekuasaannya atas lingkungan kerja sebagai alat-alat motivasional (motivational tools).
Adanya perbedaan kerja antara orang yang satu dengan orang yang lain, selain ditentukan oleh kemampuannya juga ditentukan atau tergantung pada keinginan atau motivasinya. Adapun motivasi seseorang itu ditentukan oleh dorongan yang memacunya, dorongan inilah yang menyebabkan seseorang berusaha mencapai tujuannya, yang menyebabkan seseorang yang berprilaku yang dapat mengendalikan dan memelihara keinginannya dan menetapkan arah yang harus ditempuh oleh seseorang.
Oleh sebab itu seorang pemimpin harus dapat mengetahui latar belakang mengapa para bawahan melakukan aktivitas tertentu, sehingga seorang pemimpin akan bisa memberikan justivikasi yang cocok untuk mengarahkan dan mempengaruhi perilaku bawahannya. Selanjutnya untuk mencapai tujuan yang baik, seorang pemimpin hendaknya mengetahui dan merencanakan langkah-langkah apa yang perlu dikembangkan untuk mempengaruhi dan membina perilaku bawahan. Sondang P. Siagian (1985 : 77) mengemukakan beberapa faktor motivasional yang perlu mendapat perhatian dari seorang pemimpin, diantaranya :
1. Kondisi kerja yang baik
2. Perasaan keikutsertaan dalam berbagai segi dan proses kehidupan organisasi seperti dalam pengambilan keputusan, penyusunan rencana, penyususnan program kerja dan penentuan prosedur, kerja utamanya yang menyangkut dirinya.
3. Cara pendisiplinan berdasarkan criteria yang objektif serta diperlakukan secara manusiawi
4. Memberikan penghargaan atas pelaksanaan tugas dengan baik.
5. Kesetiaan pimpinan kepada bawahan yang pada gilirannya akan mengakibatkan semakin meningkatkan kesetiaan bawahan kepada atasan.
6. Pengertian yang simpatik terhadap masalah-masalah yang dihadapi bawahan.
7. Keamanan pekerjaan dan kedudukan.
8. Tugas pekerjaan yang sifatnya menarik dan bukan pekerjaan rutin, membosankan, tidak menanggung prakarsa dan inovasi serta tidak mengandung tantangan.
Kesempatan untuk berkembang sesuai dengan perkembangan organisasi seperti pertumbuhan dalam pengetahuan, keterampilan, kemampuan intelektual dan pengembangan lain yang sifatnya untuk mengembangkan berbagai potensi yang secara intern pada dirinya.
Kepuasan seseorang dengan pekerjaannya merupakan keadaan yang sifatnya subyektif, yang merupakan hasil kesimpulan yang didasarkan pada suatu perbandingan mengenai apa yang secara nyata diterima oleh pegawai dari pekerjaannya dibandingkan dengan apa yang pantas atau berhak baginya. Semangat setiap pegawai secara subyektif menentukan bagaimana pekerjaan itu memuaskan. Kepuasan kerja dipengaruhi oleh keadaan sosial.
Masalah pokok dalam motivasi adalah bagaimana cara terbaik untuk mengusahakan agar bawahan selalu berprestasi secara maksimal untuk kepentingan organisasi. Untuk itu perlu suatu pemberian kepuasan kepada setiap bawahan agar pegawai mampu melaksanakan tugas tanpa harus dibebenai oleh perasaan yang tidak nyaman.
Dari beberapa pengertian para ahli di atas, dapat kita simpulkan bahwa motivasi adalah keadaan atau kondisi mental yang mendorong seseorang melakukan suatu tindakan dan memberikan kekuatan yang mengarah kepada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan.
Ada beberapa teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli yaitu:
1. Teori Motivasi Klasik. Teori ini dikemukakan oleh F. W. Taylor, ia memandang motivasi para pekerja hanya dari sudut pemenuhan kebutuhan biologis saja. Kebutuhan biologis tersebut dipenuhi melalui gaji atau upah yang diberikan, baik berupa uang ataupun barang sebagai imbalan atas prestasi yang telah diberikan.
2. Teori Motivasi Abraham Maslow. Dimaknai bahwa seseorang bekerja karena adanya dorongan untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan. Maslow berpendapat bahwa kebutuhan seseorang itu berjenjang, artinya apabila kebutuhan pertama telah terpenuhi, maka muncul kebutuhan tingkat kedua dan seterusnya. Jenjang kebutuhan manusia menurut Maslow yaitu:
a. Kebutuhan fisik, yaitu kebutuhan untuk dapat mempertahankan hidup.
b. Kebutuhan keselamatan.
c. Kebutuhan sosial.
d. Kebutuhan akan penghargaan prestise.
e. Aktualisasi diri.
3. Teori Motivasi Claude S. George
Teori ini menyatakan bahwa seseorang mempunyai kebutuhan yang berhubungan dengan tempat dan suasana dilingkungan ia bekerja. Yaitu :
a. Gaji
b. Kesempatan untuk maju
c. Keamanan kerja
d. Tempat kerja yang baik
e. Pengakuan atas prestasi